Kamis, 15 Desember 2011


Jepang Akui Kehadiran Perawat Semakin Populerkan Indonesia

Tokyo ( Berita ) : Kehadiran para perawat (nurses) dan caregivers (perawat bagi kaum lanjut usai) asal Indonesia kini semakin mempopulerkan Indonesia yang sebelumnya hanya dikenal sebagian publik Jepang, mengingat baru pertama kali inilah Jepang menerima tenaga profesional perawat asing.
Demikian pernyataan yang disampaikan Dirut AOTS Kazuo Kaneko dalam acara penyerahan sertifikat kelulusan bahasa Jepang kepada 25 perawat Indonesia di Tokyo Kenshu Center (TKC), Tokyo, Kamis [12/02] . “Dari kalianlah sekarang ini banyak orang Jepang yang mengenal Indonesia. Saat bertugas nanti, buatlah semuanya menjadi teman baik. Sekali lagi selamat jalan,” kata Kaneko.
Acara serupa (yang diliput secara luas oleh media massa Jepang) juga berlangsung serentak di Kansai Kenshu Center (KKC), Osaka, dan di Nagoya. Seratus lebih perawat Indonesia itu akan memulai tugasnya pada keesokan harinya. Mereka akan ditempatkan di 70 rumah sakit yang tersebar di seantero Jepang.
Sebelumnya, pada akhir Januari 2009, sebanyak 104 caregivers Indonesia juga sudah lebih dulu ditempatkan di berbagai fasilitas rumah jompo Jepang. Mereka juga langsung ditempatkan keesokan harinya setelah menerima sertifikat kelulusan bahasa Jepang.
Selain AOTS (The Association for Overseas Technical Scholarship), lembaga lain yang ditunjuk pemerintah Jepang untuk mendidik para perawat dan caregivers Indonesia adalah Japan Foundation. Dalam sambutannya Kazuo Kaneko berpesan bahwa keesokan hari merupakan kehidupan nyata yang sesungguhnya. Para perawat diharapkan bisa memahami perbedaan yang akan ditemui dalam kehidupan sehari-hari tersebut.
“Terimalah mereka dengan hangat dan penuh pengertian,” kata Kaneko yang menyerahkan sendiri sertifikat tersebut ke tangan para perawat Indonesia. Sementara itu, Wakil Dubes RI untuk Jepang Ronny P Yuiantoro mengatakan bahwa para perawat mau tidak mau menjadi duta bangsa yang meningkatkan citra Indonesia. Apalagi para perawat merupakan pintu gerbang bagi kelanjutan program kedatangan perawat selanjutnya. “Tunjukkan bahwa kalian juga bisa membuktikan profesionalitas pekerja Indonesia,” kata Ronny.
Acara penyerahan disaksikan juga oleh Sekjen JICWELS (Japan International Corporation of Welfare Services) Tetsuji Nishiyama, dan pimpinan Funayama Hospital, Toyoko Takashima, yang mewakil pihak rumah sakit Jepang yang menerima perawat Indonesia.
Kejutkan Jepang
Usai sambutan dari pihak pimpinan, kini giliran sambutan dari para perawat Indonesia yang diwakili oleh Muhammad Yusuf. Tampil dengan gagah, mengenakan busana jas hitam lengkap, Yusuf pun memulai sambutannya dengan membungkukkan badan, yang merupakan penghormatan khas Jepang.
Ia pun dengan lancar memulai pidatonya dengan tenang dan lancar serta dalam tataran bahasa Jepang yang sangat sopan. Pidato yang disampaikan tanpa teks itu kontan saja membuat pimpinan JICWELS danpihak rumah sakit serta wartawan Jepang terkejut, karena tata bahasa yang digunakannya tergolong bukan bahasa pasaran.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas apa yang telah kami terima selama enam bulan ini sehingga bisa bercakap-cakap dalam bahasa Jepang. Walaupun demikian kami masih harus terus belajar dengan giat mengingat masih banyak kekurangan yang ada pada kami,” katanya.
Tidak lupa, perawat asal RS TNI AL Bendungan Hilir, Jakarta, itu menyampaikan rasa terimakasihnya kepada para guru-guru dan semua pihak yang telah bekerja keras membuat mereka bisa seperti sekarang.
“Walau saat ini sedang musim dingin, namun hati kami sedang bersemi di Jepang ini,” demikian kata penutup dari Yusuf yang langsung disambut tepuk tangan seluruh tamu yang hadir.
Pujian atas pidato Yusuf datang langsung dari pihak JICWELS dan perwakilan rumah sakit Jepang ketika diminta memberikan sambutannya.
“Saya terkejut ada sambutan yang disampaikan perawat Indonesia dalam bahasa Jepang yang baik. Karena itu bangunlah terus rasa percaya orang Jepang kepada kalian, dan kami akan mendukung kalian agar bisa diterima di Jepang,” kata Tetsuji Nishiyama.
Ia juga yakin perawat Indonesia bisa menyelesaikan ujian nasional selanjutnya guna memperoleh sertifikasi keperawatan Jepang. Kekaguman serupa juga disampaikan Toyoko Takashima, pimpinan Funayama Hospital, yang menerima sejumlah tenaga perawat Indonesia. “Saya sendiri belum tentu bisa membawakan sambutan sebaik itu dalam bahasa Jepang yang baik pula,” kata Takashima yang meyakini kemampuan perawat Indonesia. ( ant )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar